Para asisten yang memegang beberapa telepon seluler untuk streaming langsung kini menjadi sangat penting bagi toko penjahit Roshan Melwani seperti pita pengukur, jarum, dan kain yang membuat bisnis keluarganya di Hong Kong begitu terkenal.
Keluarga Melwani telah mendandani semua orang mulai dari presiden Amerika hingga bangsawan dan selebritas selama beberapa dekade.
Tetapi pandemi hampir menenggelamkan mereka — dan banyak dari bisnis penjahit Hong Kong yang pernah berkembang pesat tidak bertahan.
Beberapa tempat tetap terputus secara internasional selama pandemi virus corona selama Hong Kong, isolasi yang dipaksakan sendiri yang baru mulai dicabut oleh pemerintah kota dalam dua bulan terakhir.
Saluran Standar
Selengkapnya>>
Akibatnya, toko Melwani Sam’s Tailors telah bergantung pada penjualan online selama 2,5 tahun terakhir, lama setelah saingan di Saville Row, Milan, dan New York membuka kembali pintu mereka.
“Pahami bahwa jika saya tidak memiliki uang tunai selama 60 tahun, saya tidak dapat beroperasi,” Melwani, seorang penjahit generasi ketiga, mengatakan kepada AFP saat panggilan video Result SDY yang hingar bingar dengan pelanggan dan streaming langsung untuk memamerkan desain baru sedang berlangsung.
“Sebelum pandemi, saya memiliki minimal 20 orang yang akan bekerja dengan saya per hari, terkadang 40 orang, hingga enam hari seminggu.”
Tim, seorang klien di Amerika Serikat, adalah jenis pelanggan yang telah membantu Sam’s Tailor bertahan.
Selama pandemi, dia memesan seluruh pakaian baru dan sekarang dia sedang mencari sesuatu yang lebih berani.
Dengan bantuan asisten yang menyiarkan serangkaian pilihan yang memusingkan melalui panggilan video, Melwani mengarahkan Tim ke setelan tiga potong burgundy dengan lapisan dalam yang menampilkan gadis-gadis pin-up.
“Ya, mari kita mulai,” kata Tim melalui telepon saat para asisten dengan panik mencatat semua detail tambahan di buku catatan kuning.
Sebelum pandemi, penjahit Hong Kong menjadi kunjungan wajib bagi banyak turis berkat reputasi kualitas Keluaran SDY mereka — dan kemampuan mereka untuk mengubah setelan pesanan hanya dalam waktu 24 jam.
Dinding Penjahit Sam dihiasi dengan foto-foto pelanggan terkenal, dari Bill Clinton, George Bush, dan Boris Johnson, hingga Bruno Mars, Russel Crowe, dan Meghan Markle.
Tempat penjahitan kota ini berawal dari Shanghai, yang terkenal akan kualitas dan keahliannya pada awal abad ke-20.
Banyak dari penjahit itu pindah ke Hong Kong setelah kemenangan perang saudara Partai Komunis China pada tahun 1949.
“Orang bisa mendapatkan 10 jas di Hong Kong dengan frekuensi mereka mendapatkan satu jas di Saville Row,” kata Andy Chan, Presiden Asosiasi Penjahit Hong Kong, kepada AFP.
“Inilah mengapa semua orang datang ke Hong Kong untuk mendapatkan setelan yang dibuat khusus untuk mereka.”
Dalam beberapa tahun terakhir, industri penjahit Hong Kong berjuang melawan mode cepat dan penjualan online. Tetapi pandemi ini sangat brutal.
Hong Kong berubah dari menyambut 65 juta orang pada 2018 menjadi hanya 91.000 pada 2021 pada puncak pandemi, ketika semua pendatang dari luar negeri harus membayar karantina hotel hingga tiga minggu.
“Kami memperkirakan selama empat tahun ini (2018-2021) kami memiliki lebih dari 40 persen penjahit yang tutup,” keluh Chan.
Hong Kong hanya membatalkan karantina hotel wajib pada bulan September, lama setelah hub saingan seperti Singapura dibuka kembali ke dunia.
Bahkan setelah itu kota itu masih membatasi ke mana turis bisa pergi selama tiga hari pertama setelah tiba saat mereka menunggu hasil tes, tindakan yang dihapus awal bulan ini.
Roshan Melwani mengatakan terkadang dia merasa marah tapi dia berusaha untuk tidak tinggal diam.
“Menurutmu itu tidak merugikan ayahku, bertahun-tahun menabung, semua uangnya hilang?” dia berkata.
“Saya tidak punya waktu untuk merasakan sakit hati itu, saya harus mencurahkan waktu saya untuk membawa kita maju”.
